Manusia yang Tidak Kedaluwarsa

Hallo teman-teman semua, selamat datang di blog aku Ramalan Kata sebuah blog sederhana yang aku bangun sendiri untuk sharing pengalaman dan hobi yang lagi aku jalanin. Di blog ini aku berbagi apapun yang aku suka. Mulai dari fotografi, finansial, buku, anime, review, hingga pengembangan diri. Suka pembahasan tersebut? Silahkan langsung saja baca-baca artikelku yang lain.

Di video kali ini saya akan membahas mengenai buku yang berjudul Manusia yang Tidak Kedaluwarsa karya S.J. Tsurayya.

Saat akan membeli buku ini saya tidak mencari tahu lebih banyak mengenai buku ini. Tidak memahami keseluruhan sinopsisnya dan tidak mencari tau tentang siapa penulisnya. 

Saya hanya membaca judul buku ini "Manusia yang Tidak Kedaluwarsa" dan sebuah kalimat di bawah judul buku ini "Seni Menghadapi Ragam Tingkah Manusia yang Menyebalkan." Dari sekilas membaca kedua kalimat ini saya langsung berfikir jika buku ini merupakan buku tentang komunikasi seperti buku "Komunikasi Itu Ada Seninya" atau mungkin buku "Bicara itu Ada Seninya." Sebuah buku yang berisi tentang pengalaman-pengalaman penulis dan kemudian dijelaskan teori-teorinya.

Namun buku ini tidak.


Di buku ini berisikan banyak cerita mengenai pengalaman penulis dalam menghadapi watak orang-orang yang beraneka ragam. Tapi tidak ada teori-teori khusus yang dijelaskan seperti di buku-buku komunikasi karya Oh Su Hyang.

Kenapa? Karena buku ini bukan komunikasi apalagi pengembangan diri, melainkan kumpulan cerita. Ada tulisannya dibelakang, dan ada keterangannya juga 16+, yang artinya anak kecil jangan beli buku ini.


Baik, mari kita bahas fisik buku ini. 


Penulis:

Buku ini ditulis oleh S.J. Tsurayya, seorang dosen  yang mengajar di universitas penerbangan. S.J. Tsurayya sebelumnya juga pernah menerbitkan novel berjudul Jurnal Cinta Andromeda (Gramedia, 2015).

Penerbit:

Buku "Manusia yang Tidak Kedaluwarsa" ini diterbitkan pertama kali oleh Gramedia Pustaka Utama, pada tahun 2020.

Fisik: 

Untuk fisik buku ini berukuran sekitar 15×10 cm. Dengan ketebalan 244 halaman.

Cover:

Untuk bagian cover, yang saya miliki ini merupakan buku dengan soft cover. Pada bagian cover depan tertulis nama penulis, judul, dan gambar icon orang dibuat sedikit mengkilap.

Di bagian cover belakang tertulis judul, blurb, keterangan penerbit, dan juga kode barkod. Di kode barkod tertulis jenis bukunya kumpulan cerita, rating usianya 16+, dan harga untuk pulau Jawa tertulis Rp. 80.000,00.

Jenis kertas:

Buku ini dicetak menggunakan kertas bookpaper warna coklat. Saya suka kertas jenis ini, karena membuat buku jadi lebih ringan. 

Bagian dalam:

Untuk bagian dalam, saya suka di bagian bab buku ini yang dicetak dengan warna gelap. Sehingga kita bisa melihat garis di tiap babnya dari samping buku. 

Namun ada hal yang aneh, saat saya membuka buku ini secara acak dari samping selalu saja berhenti di halaman 205. Saya ulangi sekali lagi juga berhenti di halaman 205.  Ternyata ini masalah pada cetakannya teman-teman. Dimana pada halaman 185-204 dicetak kurang rapi. 

Apakah ini buku bajakan?

Tidak teman-teman. Saya beli buku ini dari toko buku yang sudah punya nama, jadi saya rasa tidak mungkin ini buku bajakan. Dan, saya harap hanya satu  buku ini saja yang memiliki masalah yang sepele ini. Ok, lanjut.

Isi buku:

Buku Manusia yang Tidak Kedaluwarsa ini memiliki 5 bab, dimana di setiap babnya dibagi lagi kedalam banyak judul-judul cerita pendek. Total ada sekitar 91 cerita. 

Banyak? Tentu saja. Oleh karenanya buku ini dilabeli "kumpulan cerita" di dekat barkod. 

Gaya penulisan dibuku ini cukup santai. Dengan format tatak letak tulisannya yang rata kiri, dan juga bahasa penulis yang mencampur aduk antara  bahasa Indonesia, bahasa gaul, dan juga bahasa Jawa.

Jadi, buat teman-teman yang kurang ngerti bahasa Jawa, kayaknya bakal bolak-balik buka google untuk mencari tau arti dari kata-kata Jawa tersebut.


Jika ditanya, buku ini cocok untuk siapa? 

Yang jelas jika teman-teman suka buku yang berisi tentang ilmu komunikasi (seperti saya) tentu tidak akan cocok dengan buku ini. Karena sekali lagi, buku ini bukanlah buku pengembangan diri melainkan buku yang berisi kumpulan cerita-cerita pendek.

Namun, jika teman-teman ingin mencari bacaan yang santai, dengan gaya bahasa yang apa adanya dalam menghadapi beragam watak manusia? Jelas buku ini sangat cocok untuk teman-teman.


Penasaran seperti apa gaya penulisan dalam buku ini?

Saya kasih contoh, dari bab 1 pada cerita yang berjudul Teman Bule seperti Saudara di paragraf terakhir:

"Mereka minum alkohol, saya minum es cendol. Mereka coba coba makan daging ular, saya makan lele saja. Mereka pakai bikini di pantai, saya pakai kaus oblong dan celana panjang. Mereka cerita suka duka hidup serumah dengan pacar tanpa menikah, saya mingkem saja. Mereka ngisep rokok, guweh ngisep lakik guweh aja."

Atau satu lagi, masih dari bab 1 pada cerita yang berjudul Ukuran Cantik dan Ganteng di paragraf terakhir:

"Mendengar pujian si bule, hidung saya makin mekrok melebar. Pantat juga ikut mekar melebar. Asal jangan lubang itu saja yang ikut melebar. Entar kasian lakik gue kalau longgar."

Dari kedua paragraf tersebut, saya rasa sudah cukup menggambarkan bahwa S.J. Tsurayya memiliki gaya bahasa yang (menurut saya) apa adanya, dengan sedikit humor yang  blak-blakan, bahkan mungkin sedikit nakal atau mungkin ada yang menganggap kurang ajar. 

Namun tidak hanya berisi umpatan-umpatan saja. Di buku ini juga berisi beberapa argumen yang menurut saya cukup pintar. 


Jadi, apakah saya menyesal membeli buku ini?

Iya. Saya menyesal karena sebelum membeli buku ini tidak mencari tau lebih banyak informasi tentang isi dalam buku ini. 

Saya tidak menyesal. Karena meskipun buku ini tidak sesuai ekspektasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa saya sangat terhibur saat membaca buku ini.

Kadang ketawa, bingung, diam, lalu ketawa lagi.


Baik. Cukup sekian video kali ini. Apakah anda juga punya pengalaman yang unik saat membeli buku, atau ada rekomendasi buku yang menarik untuk dibahas?

Tulis di kolom komentar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Mode M, Av, Tv dan P Pada Kamera DSLR dan Mirrorless

5 Channel YouTube edukatif yang sering saya tonton di tahun 2021

Investasi Leher Keatas Gratis di BLK