Mengenal Sejarah, Syarat, dan Fungsi Uang
Hallo teman-teman semua, selamat datang di blog aku Ramalan Kata sebuah blog sederhana yang aku bangun sendiri untuk sharing pengalaman dan hobi yang lagi aku jalanin. Pada artikel kali ini aku ingin membahas mengenai finansial nih. Cerita sedikit ya, saat terjadi krisis seperti pandemi Covid-19, jujur saja membuat pemasukanku banyak berkurang yang memaksaku mesti muter otak untuk pinter-pinter menekan pengeluaran. Aku pun mulai banyak membaca artikel dan nontonin video mengenai keuangan mulai dari cara mengatur keuangan, cara menabung, hingga investasi.
Mengenal Sejarah, Syarat, dan Fungsi Uang |
Setelah mempelajari banyak hal rasanya sayang banget kalau ilmunya aku pendam sendiri, makanya aku ingin membagikan kepada teman-teman semua hal yang aku pelajari mengenai keuangan. Tapi sebelum membahas lebih dalam tentang keuangan, mari kita lebih mengenal uang. Kita pelajari terlebih dahulu sejarah dan perkembangan uang.
- Sejarah dan Perkembangan Uang
Kalau ngomongin sejarah uang, mungkin kalian mikirnya sebelum adanya uang manusia bertransaksi dengan cara tukar barang atau disebut barter. Memang enggak salah, tapi kalian juga mesti ingat kalau ada masa dimana manusia belum melakukan barter. Itu merupakan masa dimana manusia belum menjadi mahluk sosial, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya manusia hanya bergantung kepada alam dan kemampuan individualnya.
Barulah pada era dimana populasi manusia semakin banyak sehingga menjadi mahluk sosial, manusia merasa memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan yang mereka sendiri tidak bisa penuhi. Manusia melakukan kegiatan tukar menukar barang yang kemudian disebut barter sekitar puluhan ribu tahun yang lalu. Barang yang dibarter juga macem-macem seperti menukar pakaian dengan daging, daging dengan sayur, sayur dengan buah. Dan bila tidak punya barang untuk ditukar atau barter, mereka akan menggunakan tenaga atau jasa untuk dibarter dengan barang atau makanan, dan sebaliknya.
Lambat laun kegiatan barter ini mengalami banyak kendala. Salah satu kendala yang sering muncul adalah tidak adanya minat atas barang atau jasa yang akan dibarter. Misalnya ada orang yang punya kulit dan ingin menukarnya dengan daging. Dia pun menawarkan kulitnya kepada orang yang punya daging, namun sayangnya orang yang punya daging itu sedang tidak membutuhkan kulit sehingga transaksi di antara mereka pun tidak bisa terjadi.
Karena masalah pada barter akhirnya orang-orang memilih satu barang tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar atau bisa juga disebut sebagai uang barang. Umumnya barang-barang yang digunakan sebagai alat tukar ini merupakan barang dasar yang hampir dibutuhkan semua orang dan diakui nilainya.
Uang komoditas ini banyak banget bentuknya karena di setiap daerah dan zaman memiliki uang komunitasnya masing-masing, mulai dari menggunakan kebutuhan pokok seperti garam atau biji-bijian, hewan ternak dan sayuran yang digunakan di tahun 9000-an sebelum masehi, hingga cangkang kerang di tahun 1200 sebelum masehi.
Pada sekitar tahun 1000 sebelum masehi dikarenakan uang barang mudah rusak dan tidak tahan lama, orang-orang mulai beralih dari uang barang menjadi uang logam emas atau perak sebagai alat tukar. Selain nilainya yang diakui dan tidak mudah rusak, uang logam dipilih karena dapat dipecah tanpa mengurangi nilai.
Seiring berjalannya waktu, uang logam ini dirasa kurang praktis karena saat orang akan melakukan transaksi dengan nilai yang tinggi, maka orang tersebut harus membawa banyak banget uang logam. Membawa barang dalam jumlah banyak apalagi bernilai tinggi tentu aja bisa memicu tindak kejahatan seperti perampok atau penjarahan. Akhirnya orang-orang menitipkan uang logam (emas dan perak) kepada satu lembaga khusus. Sebagai gantinya orang-orang diberikan surat kepemilikan atas uang logam yang bernilai sama dengan uang logam. Dari surat inilah yang kemudian menjadi cikal bakal uang kertas karena surat ini memiliki nilai yang sama dengan emas sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi. Orang sekarang menyebutnya sebagai uang representatif karena merepresentasikan sejumlah nilai logam mulia yang di simpan di lembaga pemerintahan atau bank.
Saat ini, kita menggunakan alat tukar yang disebut uang fiat. Rupiah, Ringgit, Dolar, Yen, dst.. merupakan contoh mata uang yang masuk kedalam golongan uang fiat. Uang fiat merupakan uang Yang dikeluarkan oleh pemerintah dan diresmikan oleh pemerintah. Uang jenis ini meskipun dianggap berharga sebenarnya tidak memiliki dukungan dari komoditas logam mulia. Jadi bila uang representatif merupakan uang yang dibuat berdasarkan representatif dari logam mulia, untuk membuat uang fiet ini tidak diperlukan emas atau perak sehingga pemerintah bisa mencetaknya dalam jumlah yang banyak.
Wah, enak dong bisa nyetak dalam jumlah banyak?
Meskipun pemerintah bisa mencetak uang dalam jumlah banyak, tapi tetep aja pemerintah tidak bisa mencetak uang seenaknya karena dapat menyebabkan inflasi atau penurunan nilai mata uang yang gede-gedean.
- Syarat uang sebagai alat tukar
Dari sejarahnya tadi, kita bisa menyimpulkan bahwa uang memiliki syarat-syarat khusus yang membuatnya menjadi alat tukar yang ideal untuk saat ini.
- Acceptability, uang harus diakui secara umum nilainya dan dijamin oleh pemerintah.
- Durability, uang juga harus memiliki ketahanan yang kuat. Setidaknya di cuaca ekstrim.
- Divisibility, dipecah kedalam beberapa pecahan sehingga memudahkan untuk melakukan transaksi.
- Uniformity, meski memiliki nilai pecahan yang berbeda, uang Rp. 10.000,00 harus memiliki kualitas yang cenderung sama dengan Rp. 100.000,00.
- Portability, mudah dibawa untuk mempermudahkan penggunaannya sebagai alat tukar.
- Scarcity, memiliki keamanan khusus sehingga tidak mudah dipalsukan.t
- Sability of Value, uang harus memilki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu, jangan sampai mengalami perubahan nilai yang terlalu besar tiap waktunya.
- Fungsi Uang
Sejatinya uang memang diciptakan pertama kali sebagai alat yang memudahkan terjadinya transaksi. Seiring berjalannya waktu uang menjadi alat transaksi yang semakin ideal, sehingga selain sebagai alat transaksi uang juga difungsikan sebagai alat untuk memberi nilai (harga) pada barang atau jasa. Orang juga banyak menyimpan uang dalam jumlah banyak, seperti menyimpan valuta asing sebagai media infestasi. Selain itu uang juga memiliki fungsi lain seperti alat pembayar utang, alat pemindah kekayaan, dan juga pendorong kegiatan ekonomi.
Ok, deh. Itu tadi sedikit penjelasan aku mengenai sejarah dan perkembangan uang serta syarat agar uang menjadi alat tukar yang ideal. Sebenarnya menurut aku pribadi jenis uang yang kita gunakan saat ini bukan merupakan uang yang sempurna. Sama seperti jenis-jenis uang sebelumnya, uang yang kita pakai juga memiliki kelemahan seperti rawan inflasi serta memiliki perbedaan nilai mata uang di tiap-tiap negara.
Jadi apakah cryptocurrency merupakan solusi untuk uang di masa depan? I don't know.
Untuk artikel berikutnya aku ingin membahas nih, tentang inflasi dan juga deflasi.
Komentar
Posting Komentar