Memahami Deflasi
Di artikel sebelumnya kita sudah memahami bahwa Inflasi merupakan fenomena kenaikan harga yang juga membuat nilai mata uang semakin turun. Setiap tahun negara kita pasti mengalami inflasi, entah 3% atau 4% yang bisa dirasakan dengan naiknya harga-harga barang. Tapi apa jadinya kalau ternya angka inflasi ini mengalami minus, Atau bisa juga disebut dengan Deflasi.
Memahami Deflasi |
Hallo teman-teman semua, selamat datang di blog aku Ramalan Kata sebuah blog sederhana yang aku bangun sendiri untuk sharing pengalaman dan hobi yang lagi aku jalanin. Kebetulan akhir-akhir ini aku lagi suka banget belajar tentang finansial dan ekonomi. Aku pengen banget share apa yang sudah aku pelajari kepada teman-teman semua. Dan pada kali ini aku akan membahas tentang Inflasi Minus atau biasa juga disebut Deflasi. Tentang pengertian & penyebab Deflasi, seberapa berbahayanya dampak Deflasi, dan juga solusi dari dampak Deflasi.
- Pengertian & Penyebab Deflasi
Singkatnya, Deflasi merupakan kebalikan dari Inflasi, dimana harga-harga barang dan jasa secara bertahap mengalami penurunan. Ada 2 faktor yang menyebabkan harga-harga barang mengalami penurunan, yang pertama karena ketersedian barang yang berlebih, dan yang kedua karena permintaan barang atau daya beli yang rendah. Jelas yang faktor yang berbahaya bagi perekonomian adalah yang kedua.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rendahnya permintaan barang atau daya beli oleh masyarakat:
1. Bisa jadi karena peredaran uang yang mandek gara-gara ada kredit utang macet yang skalanya sangat besar seperti yang terjadi di Amerika tahun 2008.
2. Bisa juga karena kondisi setelah perang seperti yang terjadi di Eropa tahun 1920-an, atau
3. Bisa juga gara-gara wabah pandemi seperti sekarang di tahun 2020.
- Seberapa Berbahayanya Dampak Deflasi
Deflasi sebenarnya bisa jadi semakin berbahaya kalau sudah berubah menjadi deflasi spiral, dimana turunnya daya beli konsumen memicu rendahnya angka transaksi perdagangan. Angka perdagangan yang rendah ini, bisa mengakibatkan para pengusaha terpaksa menurunkan harga. Harga yang turun ini, bisa memicu kerugian bagi pemilik usaha. Kerugian yang dialami pemilik usaha akhirnya memicu PHK massal. PHK massal ini dapat memicu pengangguran. Dan banyaknya jumlah pengangguran akan kembali memicu daya beli konsumen yang semakin menurun, dan seterusnya.
Ironisnya, efek psikologis yang ditimbulin juga bisa semakin memperparah deflasi spiral yang terjadi. Dimana masyarakat cenderung nunda belanja dan para pengusaha tuh enggak mau ngambil keputusan keuangan untuk menghindari risiko bisnis.
Deflasi spiral yang terjadi bisa semakin parah, puncak dari deflasi spiral adalah kalau penurunan harga sudah sampai ke industri kebutuhan makanan pokok. Coba bayangin, bagaimana susahnya para petani, peternak, dan nelayan yang terus merugi karena harga jual produk mereka semakin murah. Akhirnya sampai-sampai membuat mereka memutuskan untuk tidak kerja lagi dan membuat kita kekurangan hasil pangan. Jika kita kekurangan atau bahkan sampai tidak ada hasil pangan yang diproduksi, hal ini bisa memicu wabah kelaparan di berbagai tempat. Seperti yang sempat terjadi ketika great depression melanda Amerika tahun 1930-an.
"Apa dong solusi yang bisa dilakuin untuk mencegah atau meredam dampak dari deflasi ini?"
- Solusi Dampak Deflasi
Solusi dari dampak deflasi ini kuncinya sebetulnya cuma satu, yaitu transaksi perdagangan harus digenjot lagi supaya ekonomi bisa bangkit. Kalau transaksi perdagangan bisa ditingkatkan secara signifikan, ini bisa memutus rantai deflasi spiral sehingga para pengusaha bisa kembali aktif berbisnis, para pengangguran bisa kembali mendapatkan pekerjaan, daya beli konsumen bisa naik, dan transaksi perdagangan juga bisa pulih lagi.
Beberapa hal yang biasanya diupayakan oleh pemerintah untuk membangkitkan kembali gairah ekonomi yaitu:
1. Menurunkan suku bunga. Menurunkan tingkat suku bunga acuan sampai ke level yang sangat rendah, nol, atau bahkan negatif. Tindakan ini bertujuan supaya para pengusaha berani buat meminjam uang ke bank sebagai modal usaha, dan akhirnya menciptakan lapangan kerja baru.
2.Mencetak uang. Pemerintah mencetak uang untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif yang menyerap tenaga kerja. Ini adalah kebijakan yang dilakuin pemerintahan Franklin D.Roosevelt di Amerika tahun 1930an buat memerangi Great Depression.
3. Pembelian kembali surat-surat berharga. Bank Sentral melakukan pembelian terhadap surat-surat berharga di pasar uang, seperti obligasi, surat Bank Indonesia, dan surat berharga pasar uang. Dengan membeli surat-surat berharga maka jumlah uang yang beredar di perekonomian akan semakin banyak. Kalau di Indonesia kebijakan ini dikenal dengan nama operasi pasar terbuka. Kalau di luar negeri biasa dikenal dengan istilah Quantitative Easing.
4. Penetapan cadangan minimum (reserve requirement policy) yaitu dengan menurunkan cadangan minimum kas yang harus dipenuhi oleh bank. Dengan turunnya cadangan minimum kas yang harus dipenuhi oleh bank umum, akan membuat bank umum bisa menyalurkan lebih banyak uang kepada para peminjam yang bisa digunakan sebagai modal usaha.
5. Menurunkan tarif pajak. Penurunan tarif pajak dapat membuat masyarakat memiliki lebih banyak uang, dengan lebih banyaknya uang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat.
Selain kelima poin tersebut sebenarnya masih banyak kebijakan lain yang bisa dilakukan dan tujuannya sama, yaitu untuk membangkitkan kembali transaksi ekonomi, lapangan kerja, dan produktivitas yang sebelumnya terhambat.
Tapi tentu saja, tidak semudah itu dalam meredam deflasi.i Kalau salah mengambil kebijakan atau Salah ngukur takaran bisa-bisa malah timbul masalah baru seperti inflasi yang tinggi atau bisa juga terjadi korupsi anggaran secara besar-besaran.
Kalau kondisi deflasi ini berlarut-larut maka secara teknis negara bisa mengalami yang namanya resesi, dimana Resesi itu ditandai dengan penurunan pertumbuhan GDP sampai negatif selama 2 kuartal berturut-turut.
"Kebijakannya dibuat pemerintah, kita enggak bisa ngapa-ngapain dong..."
Kebijakan untuk mengatur angka Inflasi dan Deflasi memang diatur pemerintah. Tapi sebagai rakyat kita bisa mendukung program-program yang dikeluarkan pemerintah. Misalnya saat pemerintah menggelontorkan dana sosial kepada masyarakat untuk menggenjot perekonomian, kalau kita dapat dana itu, ya harus digunakan untuk belanja atau minimal diinfetasikan di sektor yang memacu perekonomian, bukannya disimpan di bawah bantal.
Ok, cukup sekian artikel tentang pembahasan Deflasi kali ini. Silahkan tulis di kolom komentar bila kamu ada pertanyaan atau masukan. Sebenarnya tujuan utama belajar tentang Inflasi dan Deflasi itu agar kita bisa merencanakan tabungan masa depan. Karena harga-harga barang tiap tahunnya kan naik karena inflasi, jadi kalau mau merencanakan tabungan masa depan, angka inflasi ini juga harus dihitung juga. Tapi sebelum kita bahas mengenai cara merencanakan tabungan masa depan, di artikel berikutnya kita belajar dulu cara mengatur keuangan yang ideal.
Komentar
Posting Komentar