Membuat Foto Light Trail

Foto Light Trail adalah foto yang memperlihatkan pergerakan lampu, atau istilah sederhana jejak lampu.




Hallo teman-teman semua, selamat datang di blog aku Ramalan Kata sebuah blog sederhana yang aku bangun sendiri untuk sharing pengalaman dan hobi yang lagi aku jalanin. Di blog ini aku berbagi apapun yang aku suka. Mulai dari fotografi, finansial, buku, anime, hingga pengembangan diri. Suka pembahasan tersebut? Silahkan langsung saja lihat di Sitemap.

Pada artikel kali ini aku akan membahas mengenai memotret Jejak Lampu atau istilah kerennya Light Trails. Foto Light Trail adalah foto yang memperlihatkan pergerakan lampu di cahaya yang minim. Jadi enggak harus malam hari, bisa juga siang hari tapi diruang atau tempat yang minim cahaya.


Untuk membuat foto jejak lampu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.


1. Kamera dengan Shutter Speed lambat

Bisa menggunakan kamera DSLR, Mirrorless, Pocket, bahkan Kamera Smartphone asalkan bisa dipake untuk memotret dengan mode manual dan Shutter Speednya bisa disetting lambat. 


2. Siapkan Tripod

Karena kita memotret dengan Shutter Speed lambat kisaran 10 detik lebih, maka kita perlu tripod untuk menjaga kestabilan Kamera kita. Bila tidak punya tripod pinjem temennya, bila temennya nggak punya gunakan tripod alam atau istilah kerennya diselehno.


3. Gunakan lensa lebar

Lensanya sendiri, temen-temen bisa menggunakan lensa wide atau bila enggak punya, lensa kit bawaan kamera temen-temen sudah lebih dari cukup. 


4. Tentukan tempat dan waktu

Pilihlah jalan raya yang banyak dilewati kendaraan, usahakan disekitarnya ada objek menarik seperti gedung, tugu, patung, atau yang lainnya. Untuk waktu sendiri, menurutku habis maghrib adalah waktu yang pas. Ya, kisaran jam 6 sore sampai 8 malam dimana jalannan masih ramai kendaraan berlalu-lalang. 


5. Maksimalkan Komposisi 

Dalam fotografi komposisi sangatlah penting,  begitu pula pada foto Jejak Lampu atau Light Trails ini. Tempatkan objek diposisi yang paling pas, bisa di tengah-tengah atau temen-temen bisa menyesuaikan sendiri sesuai keinginan. 


6. Setingan 

Untuk settingan gunakan mode Manual. Pakai Shutter Speed lambat di atas 10 detik, bisa 15, 20, 30, atau 60 detik. ISOnya pakai ISO kecil, bisa 100 atau 50. Aperture nya gunakan bukaan sempit antara f/8 sampai f/22. Untuk setingan yang lain, seperti white balance temen-temen bisa menyesuaikan sendiri. 


7. Gunakan Remote atau Timer

Untuk menghindari guncangan temen-temen bisa memakai remote atau bila kamera temen-temen bisa dikoneksikan ke smartphone, temen-temen bisa menggunakan smartphone sebagai remote. Namun bila tidak punya remote temen-temen bisa mengatur timer diangka 2 atau 3 detikan.


Dan berikut ini hasil gambarnya. 


Pertama saya coba di shutter speed 10 detik dengan aperture f/22. Tunggu 10 detik sampai kamera selesai menangkap gambar, dan seperti ini hasilnya meski jejak lampunya sudah terbentuk foto ini terlihat masih kurang cahaya. 



Kita foto lagi, dengan memperlambat shutter speed diangka 15 detik dan aperture f/16. Terlihat lebih terang dari sebelumnya, namun sayang banget atap tokonya kelihatan jadi aku akan memindahkan kameranya. 



Ok, kita sudah pindah. Aku foto lagi, masih dengan dengan shutter speed 15 detik namun aperture kita pakai f/11. Dan hasilnya sudah lumayan OK lah. 



Kita coba sekali lagi, kali ini dengan Shutter Speed 30 detik dengan aperture f/13. Hasilnya lebih terang dari pada foto -foto sebelumnya . 



Ok, Untuk membuat foto jejak lampu ini kurang lebihnya seperti itu. Intinya untuk membuat foto jejak lampu atau light trailer ini shutter speed harus lambat, dan jangan males untuk sering-sering mecoba setingan-setingan dan angle yang berbeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Mode M, Av, Tv dan P Pada Kamera DSLR dan Mirrorless

5 Channel YouTube edukatif yang sering saya tonton di tahun 2021

Investasi Leher Keatas Gratis di BLK